Study Banding IKM Rokok Tulungagung
Dinas perindustrian dan Perdagangan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung pada tanggal 26-27 Juli 2010 mengadakan study banding IKM Rokok Tulungagung ke perusahaan rokok PT. Djitoe Indonesian Tobacco Solo dan PT. Djarum Kudus. Kabag ILA Socanintyas W K, SH mengatakan tujuan study banding ini adalah untuk belajar lebih jauh tentang proses produksi, sistem manajemen dan mesin produksi yang digunakan.
Keberhasilan yang dicapai perusahaan rokok Solo dan Kudus cukup menarik bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung. Diharapkan seluruh ilmu dan pengalaman yang dimiliki “Djitoe dan Djarum” dapat ditularkan kepada IKM rokok Tulungagung.
PT. Djitoe selain memiliki industri rokok juga sebagai produsen mesin-mesin produksi rokok, sehingga sangat cocok sebagai tempat bagi IKM rokok untuk menjalin kerjasama dalam hal pengadaan mesin produksi. Sedangkan PT. Djarum Kudus merupakan perusahaan rokok besar yang tentunya sudah menerapkan proses produksi, pemasaran dan manajemen yang baik. Hal ini dapat dijadikan acuan bagi IKM rokok Tulungagung dalam menjalankan usahanya.
Diharapkan dari hasil study banding ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi IKM rokok Tulungagung untuk lebih meningkatkan mutu produksi dan pemasaran.
Yth Admin,
BalasHapusApabila anda adalah produsen Rokok Dua Dewi, saya mau memberikan masukan atas kualitas rokok saat ini dan bisa disampaikan ke manajemen.
1. Kualitas lintingan sekarang banyak yang terlalu keras (sulit dihisap). Jadi mohon quality control diperhatikan. Pemahaman saya ini karena sistem upah bagi tenaga linting rokok yang di sistem borongan, sehingga mereka adu cepat untuk dapat hasil lintingan yang banyak. Tapi hal ini mengakibatkan kualitas lintingan rokok jadi padat, dan boros tembakau.
2. Perbaikan kemasan dan desain. Hal ini perlu dilakukan apabila perusahaan berencana untuk menjadi besar. Lihat rokok2 baru yang rasanya KURANG tapi kemasannya ISTIMEWA, mereka bisa menjual dengan harga pasaran yang cukup mahal. Jual kemasan atau jual Image perusahaan.
3. Harga Eceran Tertinggi (HET) sudah bagus, namun perlu diperhatikan pohon faktor untuk distribusi, maksudnya alokasi harga yang digunakan untuk pengembangan distribusi agar pihak marketing dan sektor tengah lain bisa semangat mengembangkan area pemasaran. Ini sangat penting untuk mempercepat laju pertumbuhan pemasaran, produksi, dan otomatis perusahaan secara umum. Hasilnya distributor dan marketing bisa memperoleh profit yang cukup layak atas usaha yang dilakukan. Ini juga dilakukan PR besar seperti Djarum dan GG. Biaya marketing mereka mencapai 40 s/d 45% dari HET. Jadi Misal HET Rp 10 ribu, marketing cost mereka mencapai 4 ribu.
4. Buatlah Website untuk mewakili perusahaan di segmen nasional dan internasional. Sangat mungkin ada banyak pembeli dari luar negeri yang berminat dengan rokok indonesia dengan kualitas baik. Perlu diketahui, segmen pasar Gudang Garam, dan Djarum bukan cuma di Indonesia, namun di Asia, dan Timur Tengah. Hal ini bisa dijembatani dengan sebuat website dengan pengembangan dan penanganan SEO yang professional.
5. Tetap semangat!
Sekian saran dari saya, yang asli tulungagung dan peduli produk tulungagung.
Apabila anda berminat membuat website yang professional, silahkan email saya di pabrikgulaminicom@gmail.com
Salam,
Handoko
Mau nambah masukan juga..
BalasHapusRokok 2 dewi ini kan peminatnya buanyak sekali ya..
Tapi kenapa cara mendapatkannya susah sekali?
Bukannya di Tulungagung itu produsennya ya?
Tapi rokok keluar di suplier cuma hari Senin dan Kamis aja.. Itupun terbatas banget.. Maaf kesannya kayak jual mahal..
Kalau rokok nya aja bisa laku banget, masak perusahaan ga mampu nambah kuota produksinya?
Cobak toko saya di suplay rokoknya
BalasHapus