Senin, 26 Juli 2010
Study Banding IKM Rokok Tulungagung
Dinas perindustrian dan Perdagangan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung pada tanggal 26-27 Juli 2010 mengadakan study banding IKM Rokok Tulungagung ke perusahaan rokok PT. Djitoe Indonesian Tobacco Solo dan PT. Djarum Kudus. Kabag ILA Socanintyas W K, SH mengatakan tujuan study banding ini adalah untuk belajar lebih jauh tentang proses produksi, sistem manajemen dan mesin produksi yang digunakan.
Keberhasilan yang dicapai perusahaan rokok Solo dan Kudus cukup menarik bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung. Diharapkan seluruh ilmu dan pengalaman yang dimiliki “Djitoe dan Djarum” dapat ditularkan kepada IKM rokok Tulungagung.
PT. Djitoe selain memiliki industri rokok juga sebagai produsen mesin-mesin produksi rokok, sehingga sangat cocok sebagai tempat bagi IKM rokok untuk menjalin kerjasama dalam hal pengadaan mesin produksi. Sedangkan PT. Djarum Kudus merupakan perusahaan rokok besar yang tentunya sudah menerapkan proses produksi, pemasaran dan manajemen yang baik. Hal ini dapat dijadikan acuan bagi IKM rokok Tulungagung dalam menjalankan usahanya.
Diharapkan dari hasil study banding ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi IKM rokok Tulungagung untuk lebih meningkatkan mutu produksi dan pemasaran.
Sosialisasi Sistem Manajemen Mutu Industri Rokok
Disperindag Kabupaten Tulungagung mengadakan Sosialisasi Sistem Managemen Mutu Industri Rokok di Cafe & Resto pada tanggal 28-29 Juni 2010 yang diikuti 50 orang dari beberapa perusahaan rokok di kabupaten Tulungagung.
Dalam pelaksanaan Sosialisasi para peserta cukup antusias mengikuti beberapa materi yang disampaikan oleh instruktur, di antaranya Sistem Manajemen Mutu IKM Rokok dan Manajemen Mutu Terpadu dan Kepuasan Konsumen yang disajikan secara menarik oleh MT Sabirin, SE.Ak.MBA dan Dr. Christin Susilowati, SE, M.Si dari Universitas Brawijaya Malang.
Selain itu dari kantor Bea Cukai Tulungagung juga menyampaikan PerMenKeu nomor: 200/PMK.04/2008 tentang Pemberian Ijin (NPPBKC), Pembekuan NPPBKC, Pencabutan NPPBKC.
Sedangkan dari tim Disperindag menyajikan Kewirausahaan, Strategi Pemasaran Produk Melalui Media Periklanan dan Sosialisasi Website Komunitas Rokok. Tujuan diadakan sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan kualitas mutu produk dan pertanggungjawaban produk yang sesuai dengan pangsa pasar.
Selasa, 06 Juli 2010
Wirausahawan Sampah Plastik
Selasa, 6 Juli 2010 | 10:57 WIB
KOMPAS/KHAERUDIN
Baharuddin Sanian
Oleh KHAERUDIN
KOMPAS.com — Awalnya Baharuddin Sanian tengah mencari kemungkinan kerabatnya yang hilang atau meninggal akibat gempa dan gelombang tsunami. Sesampai di Banda Aceh, di antara ribuan mayat korban bencana dahsyat itu, ia termangu melihat tumpukan sampah berbagai jenis, dari besi hingga plastik.
Saat sampah mulai dibersihkan, Baharuddin heran. Tak banyak orang mau memunguti sampah plastik. Pemulung tak banyak yang mau mengambil sampah plastik. ”Mungkin karena nilainya rendah, sampah plastik tak banyak yang mengambil. Berbeda dengan besi yang harganya mahal kalau dijual kembali,” katanya.
Timbul niat Baharuddin untuk ikut membersihkan sampah plastik karena sadar plastik tak mudah terurai. Ia lalu belajar kepada pemulung bagaimana memanfaatkan sampah plastik. Dia berkenalan dengan Dardak, agen pemulung di Banda Aceh. Dari Dardak ia tahu, sampah plastik hanya dimanfaatkan ala kadarnya. Pemulung di Aceh menggolongkan sampah plastik dalam dua jenis, atom plastik dan cong atau samsam.
Atom plastik berupa bekas kemasan air berbentuk gelas, kursi plastik, hingga bekas ember. Adapun cong atau samsam merupakan campuran berbagai sampah plastik. Penggolongan yang sederhana itu membuat nilai sampah plastik saat dijual ke agen atau pengepul sangat murah.
Baharuddin yang penasaran dengan sampah plastik mencoba mencari tahu lewat internet. Dia kemudian tahu, sampah plastik, seperti halnya ketika masih berupa bahan jadi plastik, terdiri dari berbagai jenis. Sampah plastik pun dibedakan sesuai senyawa kimia pembentuknya. ”Di internet saya tahu, sampah plastik secara garis besar ada tujuh jenis.”
Tujuh jenis itu adalah PET (polyethylene therephthalate) yang biasanya berupa botol air mineral; HDPE (high density polyethylene) berupa botol oli, kosmetik hingga keresek; PVC (polyvinyl chloride) berupa pipa dan bahan konstruksi; LDP (low density polyethylene) berupa tutup botol air kemasan galon; PP (polypropylene) berupa kemasan air dalam gelas hingga peralatan makan; PS (polystyrene) biasanya styrofoam; dan HIPC (high impact plastic cover) untuk perangkat elektronik.
Harga tiap jenis sampah plastik itu berbeda-beda. Sayang, lanjut Baharuddin, pemulung tak tahu jenis-jenis sampah plastik karena mereka menggolongkannya secara sederhana. Dia mencontohkan, satu bekas kemasan botol air minum terdiri dari empat jenis plastik. ”Botolnya itu PET, labelnya PP, tutupnya HDPE, dan segelnya PVC.”
Jika pemulung memilah keempat jenis plastik dalam satu botol kemasan air minum, maka mereka bakal mendapatkan uang lebih saat menjualnya ke agen. Umumnya pemulung tak pernah memilahnya. Akibatnya, agen menyamaratakan harga beli.
”Bekas gelas air minum kemasan kalau sudah dibersihkan dari penutupnya harganya bisa Rp 6.500 per kilogram. Kalau penutupnya dibersihkan seadanya, paling dihargai Rp 4.500,” ujar Baharuddin.
Harga bekas kemasan gelas plastik air minum yang dibersihkan penutupnya bisa mahal karena seluruhnya terdiri dari PP. Sebagai insinyur teknik mesin, ia berinovasi menciptakan mesin yang dapat membersihkan penutup kemasan air minuman dalam gelas plastik.
”Kami menyebutnya PP bening. Bila dicacah dan dijadikan bijih plastik, bisa untuk bahan pembuat kantong plastik berkualitas tinggi. Ini membuat bekas gelas plastik air minum menjadi mahal. Kalau gelas plastiknya tak bersih, masih ada sisa penutupnya, maka kualitas bijih plastiknya jelek,” katanya.
Satu mimpi Baharuddin yang belum terwujud adalah mendirikan pabrik pengolahan sampah plastik menjadi barang jadi.
Mendirikan PPRF
Baharuddin pun berniat membagi pengetahuannya kepada pemulung meskipun oleh teman dekat dan keluarga ia dianggap ”gila”. Sudah enak bekerja di Exxon, malah sibuk mengurus pemulung. Lima bulan setelah bencana tsunami di Aceh, Mei 2005, ia mendirikan yayasan, Palapa Plastic Recycle Foundation (PPRF) di Lhokseumawe.
Dibantu Dardak, PPRF menjadi semacam agen atau pengepul sampah plastik. Dardak meminta anak buahnya menjual sampah plastik ke PPRF. Para pemulung lalu diajarkan memilah berbagai jenis sampah plastik sesuai dengan senyawa kimianya.
PPRF juga membeli sampah plastik lebih mahal dibanding agen pemulung lain di Lhokseumawe karena pemulung telah memilah berbagai jenis sampah sesuai senyawa kimianya.
Ini membuat banyak pemulung menjual sampah plastik ke PPRF. Ia juga belajar, kebanyakan agen pengumpul di Aceh mengirim rongsokan plastik ke Medan tanpa dicacah atau di-grinding sehingga kendaraan pengangkut tak bisa memuat banyak sampah plastik. Lewat internet, ia mengenal seorang pengusaha pencacahan sampah plastik di Bekasi. Dia lalu membeli mesin pencacah sampah plastiknya.
Selain menjadi tempat penampungan sampah plastik para pemulung di Lhokseumawe, PPRF mempekerjakan masyarakat sekitar tempat penampungan di Panggoi, Lhokseumawe, untuk memilah sampah plastik. ”Pemulung memilah secara kasar, pekerja di penampungan memilah lebih detail.”
Kini, sekitar 100 pemulung menjual sampah plastik ke PPRF. Kegiatan PPRF pun menarik lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional yang beroperasi di Aceh. Mereka menilai PPRF membantu memberdayakan masyarakat miskin di Aceh.
”Ada anggapan di Aceh ini, pekerjaan pemulung itu ’rendahan’ sehingga tak banyak yang mau. Padahal kalau tahu potensinya, pemulung juga bisa menghidupi keluarga dengan layak,” kata Baharuddin.
Juni 2006, LSM asal Belanda, PUM Nederland, memberi bantuan mesin grinding berkapasitas 50 ton per bulan. Bantuan ini sebagian hibah, sekitar 30 persen sisanya pinjaman lunak selama lima tahun. Pada 2007, LSM lain dari Belanda membantu PPRF mendirikan 20 rumah bagi pemulung di sekitar lokasi pabrik pencacahan sampah plastik.
Upayanya memberdayakan pemulung dengan PPRF membuat dia dinilai sebagai social entrepreneur. Tahun 2007, Auscare dan UNDP memberi hibah PPRF Rp 1,6 miliar untuk membangun pabrik pencacahan sampah plastik di Banda Aceh.
Sayang, upaya Baharuddin belum dihargai pemerintah daerah. Saat menawarkan program penanganan sampah anorganik di Lhokseumawe, pemerintah daerah malah minta bantuan pengadaan tong sampah ke PPRF.
Satu mimpi Baharuddin yang belum terwujud adalah mendirikan pabrik pengolahan sampah plastik menjadi barang jadi.
”Pabrik untuk mengolah sampah plastik yang telah berupa bijih menjadi barang jadi, seperti kantong keresek hingga tali rafia. Selama ini sampah plastik dari Aceh dibawa ke Medan, diolah menjadi barang jadi, lalu dikirim lagi ke Aceh,” katanya.
Rabu, 19 Mei 2010
Pengusaha: Ada Tiga Tugas Pokok Agus
Kamis, 20 Mei 2010 | 07:51 WIB
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Sofjan Wanandi.
TERKAIT:
* Soal Dirut Mandiri, Hatta Belum Tahu
* SBY's Move Following Shock Resignation of Sri Mulyani
* Agus Dikenal Tegas dan Berani
* Agus Menkeu, Respon Pasar Bakal Positif
* Kadin Dukung Agus M Jadi Menkeu Baru
* GramediaShop: You Lost Him At Hello - Strategi Saleswoman Untuk Meraih Komitmen Kaum Pria
* GramediaShop: Advertising That Sells
JAKARTA, KOMPAS.com — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berharap Menteri Keuangan Agus Martowardojo berani menghadapi tekanan politik, melanjutkan reformasi pajak dan bea cukai, serta meningkatkan koordinasi strategis dengan kementerian lainnya.
"Setidaknya tiga tugas pokok itu yang menjadi fokus menteri keuangan yang baru," kata Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi seperti dikutip Antara di Jakarta, Kamis (20/5/2010) pagi.
Menurut Sofjan, untuk memimpin Kementerian Keuangan dibutuhkan sosok yang berani dan tegas menghadapi tekanan politik serta intervensi dari berbagai kalangan.
Tekanan politik, terutama dari parlemen, sangat kental ketika akan mengambil kebijakan fiskal dan moneter, termasuk saat pengambilan keputusan dalam penyusunan APBN. "Agus harus mampu membina hubungan baik dengan DPR sehingga setiap kebijakan keuangan negara tepat sasaran dan tepat waktu," katanya.
Pekerjaan rumah lainnya adalah konsisten melanjutkan reformasi birokrasi, terutama pada Direktorat Pajak dan Bea Cukai, sebagai salah satu fokus yang sudah dijalankan oleh pendahulunya.
Dua direktorat ini sudah terbukti menjadi "sarang korupsi" yang menghambat sekaligus memicu ekonomi biaya tinggi.
Agus harus tegas dan berani menolak setiap pengajuan anggaran kementerian dan lembaga yang dinilai tidak perlu demi tercapainya transparansi penggunaan anggaran.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu malam di Cikeas, Bogor, mengumumkan Agus Martowardojo sebagai Menkeu menggantikan Sri Mulyani Indrawati yang segera menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia mulai Juni 2010. Agus Martowardojo sebelum ditunjuk menjadi orang pertama di Kementerian Keuangan menjabat Direktur Utama Bank Mandiri.
Menurut Sofjan, Agus memiliki pengalaman di bidang perbankan yang tecermin dari sukses membesarkan sejumlah bank, termasuk Bank Mandiri. "Saya rasa Agus mengerti betul pengelolaan moneter, termasuk bagaimana menggerakkan sektor riil karena perbankan identik dengan pembiayaan untuk mendorong dunia usaha," katanya.
"Agus menguasai betul soal mikro, tetapi kemampuan di bidang makro harus cepat dipelajari," katanya.
Meski begitu, pria kelahiran Amsterdam, Belanda, 24 Januari 1956, ini memiliki kelemahan seperti tidak pengalaman di birokrasi.
Sofjan berpendapat, Kementerian Keuangan merupakan kementerian yang super sehingga butuh orang yang memiliki kemampuan superkomplet pula.
Untuk itu, konsolidasi langsung dengan para direktur jenderal di Kementerian Keuangan segera dilakukan agar berbagai target pertumbuhan ekonomi dan asumsi makro dalam APBN dapat tercapai.
Selasa, 18 Mei 2010
Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Turun

AKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Hubungan Industrial Indonesia, yang juga mantan Menteri Tenaga Kerja Bomer Pasaribu, Selasa (18/5/2010), menyatakan meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat, kualitasnya terhadap tenaga kerja diakui terus memburuk.
Pasalnya, elastisitas tenaga kerja (employement elasticity) sejak reformasi hingga saat ini semakin menurun. Dari sebelumnya 1 persen pertumbuhan ekonomi mampu menyerap sebanyak 400.000 orang tenaga kerja per tahun, saat ini hanya mampu menyerap 200.000 orang tenaga kerja per tahun.
Hal itu diungkapkan oleh Bomer, dalam keterangan pers, seusai bertemu dengan Wakil Presiden Boediono di Istana Wapres, Jakarta, Selasa siang. Dalam keterangannya, Bomer didampingi Pejabat Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Tenaga Kerja atau Internasional Labour Organisation (ILO) Peter Van Rooij dan mantan Dirjen Pembinaan Tenaga Kerja Payaman Simandjuntak.
"Kalau saya harus jujur mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang kita perjuangkan habis-habisan sekarang ini bukannya semakin membaik, akan tetapi semakin menurun. Sebab, elastisitas tenaga kerja dengan mengukur pertumbuhan ekonomi, yang semula mampu menyerap 400.000 tenaga kerja, kini hanya mampu menyerap 200.000 tenaga kerja saja," ujar Bomer.
Menurut Bomer, dengan pertumbuhan yang meningkat, diikuti pula dengan pertumbuhan di sektor informal dibandingkan sektor formal. "Ini menunjukkan lapangan kerja yang terbuka semakin timpang, dengan jumlah lapangan kerja baru yang semakin membanjiri untuk mencari lapangan pekerjaan. Jumlahnya mencapai 2,5 juta jiwa per tahun," tambah Bomer.
Padahal, lanjut Bomer, lapangan kerja formal, sangat terbatas karena elastisitas tenaga kerjanya kecil sehingga yang terjadi adalah membanjirnya lapangan kerja di sektor informal. "Penyebabnya adalah kita memiliki masalah di bidang investasi yang masih kurang sehingga lapangan kerja baru masih belum terbuka. Itulah yang disampaikan oleh Wapres Boediono tadi," kata Bomer.
Dikatakan Bomer, investasi yang masuk ke Indonesia, persentasenya lebih banyak ke sektor yang padat modal dan teknologi. Sementara penyerapan tenaga kerja yang bersifat padat karya itu mengalami tekanan yang luar biasa selama ini, termasuk dari dilaksanakan Perjanjian Perdagangan Bebas antara Asia Tenggara dan China (China Asean Free Trade Aggremment/CAFTA).
"Dengan adanya CAFTA, maka barang-barang produksi padat modal akan kembali mengalami tekanan dalam bentuk persaingan yang luar biasa," demikian Bomer.
Bomer menemui Wapres Boediono untuk mengundang membuka Kongres (International Industrial Relations Association/IIRA) Asia di Bali, September mendatang.
Giliran IMF Puji Ekonomi Indonesia
JAKARTA, - Puja dan puji berdatangan silih berganti terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Setelah World Bank, kini giliran Dana Moneter Indonesia (IMF) menyanjung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 akan sangat kuat," kata Senior Residence Representative IMF di Indonesia Milan Zavadjil dalam diskusi IMF Regional Economic Outlook di Jakarta, Senin (17/5/2010).
IMF memprediksi, Indonesia menjadi salah satu negara Asia dengan pertumbuhan ekonomi yang baik tahun ini. Di tengah kondisi ekonomi dunia yang masih di pusaran krisis, ekonomi Indonesia bisa tumbuh 6 persen tahun ini. Naik sekitar 1,5 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 4,5 persen.
Milan bilang. Indonesia punya pondasi ekonomi yang kuat karena didukung kondisi makro ekonomi yang baik dan rasio utang hanya 28 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Di sisi lain, pasar domestik Indonesia juga besar karena tingkat populasi yang tinggi. Hal itu membuat Indonesia menjadi pasar potensial bagi industri dalam negeri.
Pasar yang besar dan terbuka lebar ini juga memicu investor asing melirik Indonesia. Hingga April 2010, foreign direct investment (FDI) sudah mencapai 75 miliar dollar AS. "Prospek investasi di Indonesia juga menunjukkan tanda perbaikan yang cukup signifikan dan terus meningkat," kata Milan.
Senior Advisor IMF Mahmood Pradhan menambahkan, Asia termasuk Indonesia, menjadi motor pemulihan ekonomi global sepanjang tahun ini.
Pasar di Asia diprediksi tumbuh hingga 8,5 persen pada tahun ini, naik dari tahun sebelumnya yang mencapai 5,7 persen. Selain Indonesia, India juga menggerakkan pertumbuhan ini dengan mengandalkan investasi pribadi dan China yang bergantung pada ekspor.
Meski begitu, Mahmood menilai para pemimpin Asia harus berhati-hati mengeluarkan kebijakan ekonomi agar tak menimbulkan tekanan terhadap inflasi.
Disokong ekspor
Milan mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus membaik ditunjang oleh perbaikan kinerja ekspor. Kinerja ekspor Indonesia pada kuartal I-2010 menunjukkan pemulihan dari krisis setelah berhasil mencatat angka 35,39 miliar dollar AS. Capaian ini meningkat 53,68 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sekitar 28,89 miliar dollar AS nilai ekspor disumbang oleh sektor non-migas.
Kenaikan harga komoditas unggulan Indonesia, seperti batubara dan minyak kelapa sawit, memberikan sumbangan yang besar bagi peningkatan nilai ekspor. "Komoditas asli Indonesia ini memiliki pangsa pasar tersendiri dan. tentu saja kenaikan harga menyumbang peningkatan nilai ekspor di kuartal I," tuturnya.
IMF memperkirakan inflasi Indonesia tahun ini akan mencapai 5,7 persen naik 2,8 persen dibanding tahun 2009. Prediksi ini masih dalam posisi aman karena sesuai dengan prediksi pemerintah yang telah ditetapkan dalam APBNP 2010.Senin, 22 Maret 2010
DUA DEWI RASA ALAMI
PROFIL PERUSAHAAN PR. DUA DEWI
Tulungagung adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Tulungagung dibatasi oleh Kabupaten Blitar di sebelah timur, Kabupaten Trenggalek disebelah barat, Kabupaten Kediri di sebelah utara dan Samudra Hindia di sebelah selatan. Secara administratif, Kabupaten Tulungagung terbagi dalam 19 kecamatan, 257 desa, dan 14 kelurahan. Kecamatan tersebut adalah Bandung, Besuki, Boyolangu, Campurdarat, Gondang, Kalidawir, Karangrejo, Kauman, Kedungwaru, Ngantru, Ngunut, Pagerwojo, Pakel, Pucanglaban, Rejotangan, Sendang, Sumbergempol, Tanggung Gunung, Tulungagung.
Bagian barat laut Kabupaten Tulungagung merupakan daerah pegunungan yang merupakan bagian dari pegunungan Wilis-Liman-Limas. Bagian tengah adalah dataran rendah; dan bagian selatan adalah pegunungan yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Kidul. Tulungagung adalah salah satu penghasil marmer terbesar di Indonesia, yakni di daerah campurdarat & besole. Pantai Popoh, merupakan obyek wisata pantai di Laut Selatan yang cukup terkenal.
Disini letak geografis perusahaan kami tepatnya di Dsn.Tempel RT : 06 RW : 02 Ds.Tanggulkundung Besuki, merupakan daerah persimpangan antara pantai popoh dengan kecamatan Bandung.
Dahulu kala Tulungagung terkenal dengan daerah rawa-rawa, yang lebih dikenal dengan nama Bonorowo/ ngrowo ( rowo= rawa) . Bekas rawa-rawa tersebut kini menjadi wilayah kecamatan Campurdarat, Boyolangu, Pakel, Besuki, Bandung, Gondang. Dalam prasasti Lawadan, terletak di sekitar Desa Wates Kecamatan Campurdarat, yang dikeluarkan pada Jum’ at Pahing 18 Nopember 1205 disebutkan bahwa Raja Daha yang terakhir yaitu Sri Kretajaya merasa berkenan atas kesetiaan warga Thani Lawadan terhadap raja ketika terjadi serangan musuh dari sebelah timur Daha. Tanggal tersebut kemudian digunakan sebagai hari jadi tulungagung. Pada Prasasti Lawadan dijelaskan juga tentang anugrah Raja Kertajaya berupa pembebasan dari berbagai pungutan pajak dan penerimaan berbagai hak istimewa kepada DWAN RI LAWADAN TKEN WISAYA, atau dikenal dalam cerita sebagai DANDANG GENDHIS. Di jaman majapahit, Bonorowo dipimpin oleh seorang Adipati yang bernama adipati kalang. Adipati kalang tidak mau tunduk pada kekuasaan majapahit, yang berujung pada invasi mojopahit ke bonorowo. Adipati kalang dan pengikutnya yang berjuang dengan gagah berani akhirnya tewas dalam pertempuran didaerah yang sekarang disebut kalangbret dikecamatan Kauman.
Di Jaman penjajahan jepang, tulungagung dijadikan base pertahanan jepang untuk menangkal serangan sekutu dari australia serta sebagai benteng pertahanan terakhir untuk menghadapi serangan dari arah utara. Pada masa itu ratusan ribu romusa dikerahkan untuk mengeringkan rawa-rawa tulungagung membuangnya ke pantai selatan dengan membuat terowongan air menembus dasar gunung Tanggul, salah satu gunung dari rangkaian pegunungan yang melindungi Tulungagung dari dasyatnya ombak pantai selatan, yang terkenal dengan sebutan terowongan ni yama. Terowongan tersebut sekarang dijadikan PLTA Tulungagung.
Tulungagung sekarang terkenal dengan kerajinan Marmer dan o nyx, di Kecamatan Campurdarat, Batik di Tulungagung, Majan dan Kauman. Tenun Perlengkapan Militer dengan standart NATO di Kecamatan Ngunut. Konveksi dan Bordir Garmen, busana muslim, sprei, sarung bantal, rukuh dsb. Ikan Hias yang memenuhi pasar nasional dan eksport. ikan konsumsi ( Perikanan darat dan laut ) . Makanan khas tulunguagung antara lain Lodho Ayam, Nasi Pecel, sompil, jajanan seperti kacang Shanghai, giti, jongkong, ireng-ireng, sredeg, cenil, plenggong. Minuman khas seperti kopi cethe, Wedang jahe sere, dawet caon, rujak uyub, beras kencur. Tulungagung adalah base camp ketoprak “ Siswo Budoyo” , kesenian kentrung, jaranan, dan reog tulungagung.
Contac Person :
Offic : 0355 534411
Fax : 0355 534411
HP : 081335511768
Email : duadewi.ta@gmail.com / duadewi_ta@yahoo.co.id
website : www.duadewi.indonetwor.co.id